Ketika Waktu Telah Berlalu
Hari ini adalah
hari yang sangat ku nanti, dimana hari ini adalah hari jadi persahabatan ku yang
ke-10.
Ya, memang kita
berteman dan bersahabat sejak kecil dan sampai saat ini usia kita 20 tahun. Namun
kita menghitung tahun persahabatan kita dimulai dari 10 tahun yang lalu atau
saat kita masih kelas 6 SD. Kita tetanggaan jadi wajar kalau kita berteman dari
kecil. Persahabatan kita bertiga terjalin cukup baik, meskipun dalam
persahabatan kita tak luput dari pertengkaran namun itulah yang menjadikan
persahabatan kita jadi indah.
Setelah sekian
lamanya kita berteman kita tidak pernah merayakan hari ulang tahun ataupun hari
jadi persahabatan kita, namun semenjak kita remaja kita juga ingin melakukan hal
itu layaknya teman-teman yang lain. Setiap tahunnya kita pasti merayakan
perayaan itu. Namun seiring berjalannya waktu kita jadi semakin jarang bertemu,
setelah kita menempuh masa depan masing-masing, aku dan sahabatku yang satu
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan sahabatku yang satunya memilih untuk
berkarir. Hannya saat hari libur saja kita bisa berkumpul, itupun tidak setiap
minggu atau bulannya. Jadi kita harus pintar-pintar mengatur jadwal pertemuan
kita supaya persahabatan kita tetap terjalin dengan baik. Meskipun jarak dan
waktu memisahkan kita, namun itu tak menghalangi untuk persahabatan kita tetap
berjalan.
Maaf jadi lupa
belum memperkenalkan nama kita dulu, aku Ana dan sahabatku yang kuliah bareng
aku namanya Rahma, dan sahabatku yang satunya namanya Risa. Dan inilah
pertemuan kita di perayaan hari jadi persahabatan kita, meski seperti biasa
tidak semewah perayaan yang ada di televisi ataupun yang lain tapi kita
menikmatinya. Karena mungkin ini akan jadi perayaan terakhir sebelum salah satu
dari kita mengakhiri masa lajangnya ditahun ini. Kita merayakannya di kafe
sederhana yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah kita.
“hai, gaes” sapa
Risa yang datang paling akhir.
“hai, sini sini
ayo duduk” sahut Rahma yang memang datangnya bareng sama aku.
“lama juga ya
kita nggak kumpul kayak gini lagi” celotehku, dan dijawab ringan oleh Risa
“iya, kalian kan
sibuk banget jadi nggak pernah pulang”.
“iya deh maaf,
lagian kamu juga kan sibuk tuh nyari uang mulu” goda Rahma yang hanya dibalas
tawa oleh Risa.
Dalam
persahabatan kita memang terasa sudah seperti saudara sendiri. Tidak ada lagi
rahasia diantara kita, kita sering curhat dan bergurau bersama. Jadi tak
sungkan untuk kita bercanda di tempat umum. Kalau kita lagi ngumpul pasti ada
saja yang dibahas, entah itu masalah pribadi, kuliah atau tempat kerjaan.
“eh gimana tuh
kuliah kalian, lancar kah?” tanya Risa.
“alhamdulillah,
sampai sekarang lancar-lancar aja” jawabku.
“iya
alhamdulillah, elo sendiri gimana nih persiapan pernikahannya dan gimana
kabarnya si doi” sambung Rahma.
“semoga cepet
lulus deh biar cepet nyusul gue merid,heheh..si doi mah baik-baik aja malah
makin baik dia ama gue, kalo masalah persiapan pernikahan sih udah lumayan lah”
ucap Risa sambil nyengir liat kita.
“aamiin aamiin aamiin”
ucap Rahma dengan muka yang membuatku ingin tertawa.
“iya ma, elo kan
emang uda kebelet juga” ucapku meledek.
“elo juga kan
uda pengen an” jawab Rahma yang balik nyerang aku.
“udah deh udah
nggak usah kayak gitu, kan emang udah waktunya buat kalian” ucap Risa menengahi
kita.
“heheh iya sih,
eh btw kayaknya ini jadi anniv persahabatan kita yang terakhir saat kita
bertiga masih lajang deh. Kan beberapa bulan lagi Risa mau merid iya kan?”
sambungku yang membuat suasana jadi berubah.
“iya nih, tapi
aku ingin deh kita tuh masih terus seperti ini, bisa ngumpul dan jalan bareng
kayak gini” ucap Rahma.
“iya aku juga
ingin begitu, tenang aja kalian nggak akan kehilangan aku kog, aku tetep sama
kalian, tapi yaa gitu kan nantinya aku udah berumah tangga jadi yaa nggak bisa
seperti saat masih remaja dulu” jawab Risa yang menjelaskan pada kita.
Tiba-tiba
suasana jadi hening dan terasa sangat hangat kebersamaan kita kali ini. Memang
beberapa bulan lagi Risah akan menika jadi ini adalah perayaan terakhir sebelum
Risa menikah. Aku sih berharap semoga kedepannya kita masih bisa seperti ini
terus, supaya persahabatan kita tidak berhenti sampai di tahun ke-10 ini. Aku
ingin persahabatan kita terus berjalan sampai kita tua dan dilanjutkan generasi
berikutnya yaitu anak cucu kita nanti. Meski persahabatan kita baru mencapai
angka 10, tapi selama ini sudah banyak sekali pengalaman berharga yang bisa
kita ambil untuk masa depan kita. Aku merasa bangga memiliki sahabat yang sudah
seperti keluarga sendiri.
Dan akhirnya
setelah kita makan-makan kita pun langsung pulang. Sebelum pulang kita saling
berpelukan dan pastinya tak lupa untuk berfoto-foto dulu. Kemudian kita pulang
ke rumah bersama-sama.
030216-23:20